KONFIGURASI RIPv1 Dan RIPv2
A. PENGERTIAN ROUTING STATIC
Static routing (Routing Statis) adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut.
Penggunaan routing static dalam sebuah jaringan yang kecil tentu bukanlah suatu masalah, hanya beberapa entri yang perlu diisikan pada forwarding table di setiap router. Namun Anda tentu dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar.
Kekurangan dan kelebihan dari Routing Statis diantaranya sebagai berikut :
Dilihat dari Segi
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Penggunaan Next Hop
|
Dapat mencegah terjadinya error dalam meneruskan paket ke router tujuan apabila router yang akan meneruskan paket memiliki link yang terhubung dengan banyak router. Itu disebabkan karena router telah mengetahui next hop, yaitu IP Address router tujuan.
|
static routing yang menggunakan next hop akan mengalami multiple lookup atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang akan dilakukan adalah mencari network tujuan,setelah itu akan kembali melakukan proses lookup untuk mencari interface mana yang digunakan untuk menjangkau next hopnya.
|
Penggunaan exit interface
|
Proses lookup hanya akan terjadi satu kali saja ( single lookup ) karena router akan langsung meneruskan paket ke network tujuan melalui interface yang sesuai pada routing table
|
Kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika link router terhubung dengan banyak router, maka router tidak bisa memutuskan router mana tujuanya karena tidak adanya next hop pada tabel routing. karena itulah, akan terjadi eror
|
Konfigutasi Routing Static :
R1(config)#ip route
R1(config)#ip route
Keterangan :
network destination: network tujuan yang tidak terhubung langsung (remotely connected network)
next-hop ip address: ip address yang terletak didepan router lokal menuju network destination
exit-interface: interface yang ada di router lokal untuk menuju network destination
Dari R1, untuk menuju network Fa0/0 R2, yang menjadi next-hop ip address yaitu IP address Fa1/0 R2.
Dari R1, untuk menuju network Fa0/0 R2, yang menjadi exit-interface yaitu interface Fa1/0
B. PENGERTIAN ROUTING DINAMIC (RIP)
Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar. Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Kelebihan Routing Dinamis
1. Hanya mengenalkan alamat network yang terhubung langsung dengan routernya.
2. Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
3. Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan.
4. Lebih mudah untuk mengatur network yang besar. Akan memilih jalur lain yang ada bila suatu jalur rusak.
Kekurangan Routing Dinamis
1. Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap waktu tertentu.
2. Kecepatan pengenalan network terbilang lama karena router membroadcast ke semua router hingga ada yang cocok.
3. Setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua Alamat IP yang ada.
4. Susah melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar.
5. Update ARP table dibagikan ke semua komputer, berarti mengkonsumsi - butuh RAM untuk menentukan jalur terbaik bila terjadi down -bandwith jalur ditentukan oleh sistem, bukan admin.
RIP adalah salah satu distance vector routing protocol. Ada 2 versi yaitu:
1. RIP version 1 (RIPv1) yang merupakan Classful Routing Protocol
2. RIP version 2 (RIPv2) yang merupakan Classless Routing Protocol
Perbedaan classfull & classless
Classfull : Subnet mask yang digunakan adalah sama, misalkan default ataupun
subnetting.
Classless : Subnet mask berbeda-beda, disesuaikan dengan kebutuhan.
BAB II
CARA MENGGUNAKAN ROUTING STATIC DAN ROUTING DYNAMIC RIPv1 DAN RIPv2
A. LANGKAH – LANGKAH MELAKUKAN ROUTING STATIC DI CISCO PACKET TRACER
Konfigurasi di Router0
Konfigurasi di Router1
Setelah itu coba di ping atau tracert apakah sudah bisa terhubung
PC 1 ke PC 2
PC 2 ke PC 1
B. LANGKAH – LANGKAH MELAKUKAN ROUTING DYNAMIC RIPv1 DAN RIPv2 DI CISCO PACKET TRACER
a. RIPv1 (Digunakan untuk subnet mask yang sama)
Konfigurasi di Router0
Konfigurasi di Router1
Setelah itu coba di ping atau tracert apakah sudah bisa terhubung
PC 1 ke PC 2
PC 2 ke PC 1
b. RIPv2 (Digunakan untuk subnet mask yang berbeda)
Konfigurasi di Router0
Konfigurasi di Router1
Setelah itu coba di ping atau tracert apakah sudah bisa terhubung
PC 1 ke PC 2
PC 2 ke PC 1
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dalam materi ini yang sudah saya alami sendiri, dengan ilmu ini saya jadi mengetahui lebih detail tentang routing. Terutama untuk routing static dan routing dynamic RIP.
B. SARAN
Dalam penyusunan modul ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan dan masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat hal-hal yang belum tercantumkan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penyusun terima dengan respon yang positif. Semoga penyusunan modul ini dapat berguna dan bermanfaat bagi siapa saja selaku pembaca. Budayakanlah membaca, karena membaca adalah jendela dunia. Tidak hanya membaca, harus disertai dengan pemahaman.
DAFTAR PUSTAKA
CCNA Lab Guide Nixtrain_1st Edition_Full Version
CCNA 2 Chapter 7
CCNA 3 Chapter 1
CCNA 3 Chapter 1
Jika ada kritik, saran dan bagian yang tidak dimengerti bisa kirim komentar di bawah ini, jika berguna silahkan di like lalu di share kembali. Semoga ilmu ini bisa mengalir dan berguna bagi siapapun yang ingin mempelajarinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar